Dengan mengetahui makna dari apa yang dikerjakannya, si anak akan merasa memiliki tujuan. Jadi menulis tidak menjadi suatu hal yang mekanis dan membosankan baginya.
• Selingi aktivitas latihan membaca tersebut dengan permainan. Misalnya menyusun huruf, main tebak kata, dan sebagainya. Selingan ini dilakukan agar selain terstimulasi secara visual, ia juga terstimulasi secara kinestesi maupun audio.
Membaca pada dasarnya merupakan aktivitas visual. Untuk anak-anak tertentu yang cara belajarnya kinestesi, kegiatan tersebut dapat membuatnya mudah bosan. Jadi, dengan adanya permainan, ia bisa merasa lebih antusias. • Pilihkan bacaan sesuai dengan gender dan kegemaran anak. Kalau anak laki-laki, kita bisa berikan buku dengan tema-tema yang boyish, seperti petualangan, memecahkan teka-teki, transportasi, otomotif, permainan, olahraga, dsb.
• Nah, kalau anak sudah mulai memahami makna kata atau sebuah tulisan, dan dia sudah mulai paham bahwa kata-kata itu penting dalam keseharian dan untuk menyampaikan pesan atau maksud seseorang, kita mulai bisa semacam memberinya 'doktrin'. Cara saya biasanya seperti ini: • “Sayang, kalau kamu sudah bisa baca seru lhooo. Nanti kalau pas nonton film, kamu bisa tahu arti tulisan yang ada di bawahnya. Kalau bisa baca kan jadi bisa tahu ceritanya gimana.” • Kalau sedang di jalan, saya suka iseng nanya sama Ezra. “Eh, itu tulisannya apa, ya? Coba deh, Kaka baca.
Enak kan kalau sudah bisa baca, Kaka jadi tau nama tempat-tempat. Kalau mau pergi-pergi ke luar kota atau ke luar negeri, Kaka bacanya juga harus lancar.
Kalau nggak nanti bisa tersesat.” • Cara lain yang menurut saya cukup ampuh adalah dengan membacakannya cerita. Biasanya saat sedang dibacakan cerita, dia suka nanya: “gambarnya mana?” terus kalau kebetulan bukunya nggak ada gambarnya, saya akan bilang begini: “Kalau udah bisa baca sendiri, Kaka nggak perlu lihat gambar pasti udah bisa ngebayangin ceritanya. Di dalam buku yang isinya cuma tulisan-tulisan ini, Kaka bisa lihat dan tahu banyak gambar dan cerita-cerita seru.” • Atau pas lagi mainan gadget. “Ini bacanya ‘Free’ kan, Bu. Artinya gratis kan?” Saya mengangguk-angguk. “Iya, sayang.